top of page

Kopi Es Tak Kie: Segelas Es Kopi Ditengah Padatnya Kawasan Glodok

  • Anom Parikesit
  • Feb 21, 2018
  • 3 min read

Kedai Kopi Es Tak Kie, terletak di Gang Gloria, Jl. Pintu Besar Selatan III No. 4 – 6 Glodok, Jakarta Barat. Didirikan pertama kali oleh seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong pada tahun1927 di kawasan Petak 9, nama Tak Kie berasal dari kata “Tak” yang artinya orang yang bijaksana, sederhana dan tidak macam-macam.Sementara kata “Kie” berarti mudah diingat orang.


Lokasinya yang berada tepat di kawasan pecinan, membuat jalan di depan kedai ini sangat padat dengan pedagang lainnya, mulai dari Cakwe, Nasi Campur (Olahan Babi), gembok dan kunci hingga buah - buahan. Aksesnya pun cukup mudah, kita bisa menumpang angkot maupun kopaja, atau untuk menghindari macet kita bisa naik KRL dan turun di Stasiun Jakarta Kota dan berjalan kaki sekitar 10 menit.


Pertama kali memasuki kawasan Pintu Besar Selatan, nuansa pecinan sudah sangat terasa. Berbagai ornamen dan kepadatan khas pecinan mulai muncul. Tiang listrik yang saling berdekatan dan kabelnya yang tampak ruwet, ruko - ruko yang berhimpitan, serta barongsai yang menari - nari bisa kita temui di kawasan Glodok ini. Di depan kedai ini bisa kita dapati sebuah tulisan bernada "Serbet Dilarang Masuk." Serbet sendiri merupakan orang - orang yang meminta - minta dengan cara mengemis, mengamen, maupun menampilkan aksi barongsai. Layaknya kedai - kedai tradisional di kawasan pecinan, banyak kalender dan foto - foto yang dipajang. Hal ini sesuai dengan kepercayaan semakin banyak kalender yang dipajang, maka semakin banyak juga rezeki yang diterima pedagang tersebut.


Saya datang sekitar pukul 1 siang, tepat 1 jam sebelum kedai ini tutup. Namun pelayan yang langsung menghantarkan saya menuju meja membuat saya berpikir, selain makanan yang mungkin enak mereka juga mencoba konsisten dengan pelayanannya selama seharian penuh. Tanpa basa - basi, saya memesan segelas Kopi Es, seporsi Nasi Tim dan segelas Es Teh Manis. Ekspetasi saya ingin memesan seporsi Nasi Campur harus kandas karena ternyata setibanya disana sudah banyak menu yang habis, bahkan Nasi Timnya pun hanya tersisa beberapa porsi saja.


Kopi Esnya memiliki rasa yang khas, mungkin karena kopinya sendiri diracik khusus dan aromanya pun tidak seperti kopi single origin yang saya nikmati biasanya. Kopi Es "House Blend" khas Tak Kie ini diberi gula sedikit di bawahnya untuk menetralisir rasanya yang terbilang cukup asam. Tapi percuma juga, karena gulanya nggak akan larut kalo ada di air yang dingin. Lanjut ke Nasi Timnya, ekspetasi saya yang sudah sangat lapar karena belum makan dari pagi dan ingin menikmati Nasi Campur sedikit terobati dengan Nasi Tim ini. Nasinya bisa dibilang beda dengan nasi putih biasa, ya tentu saja karena nasinya di tim jadi terasa lebih lengket dan berlemak. Ayamnya manis tapi masih terasa gurih. Didampingi dengan acar yang tidak terlalu asam, justru semakin menggugah selera makan. Ohiya, Nasi Tim ini sesuai dengan masakan Cina pada umumnya yang padat dengan gizi, sehingga membuat penikmatnya merasa "kenyang" lebih lama dari biasanya. Harga untuk seporsi Nasi Tim adalah 30 ribu rupiah, Kopi Es Tak Kie segelasnya 17 ribu dan es teh manis 4 ribu rupiah. Di akhir tulisan akan saya cantumkan foto menu makanan dan minuman yang ada di Kedai Kopi Es Tak Kie.


Buka mulai pukul 06.30 hingga 14.00, namun sangat tidak disarankan datang kesini setelah jam makan siang atau pas jam makan siang niscaya yang tersisa cuma sisa - sisa dan bisa jadi kita nggak bisa menikmati makanan dan minuman sesuai ekspetasi kita. Sangat disarankan untuk datang mulai jam makan pagi hingga jam 10an. Karena menu - menu yang tersedia masih lengkap mulai dari Nasi Tim, Nasi Campur, Bakmi Ayam, hingga Losupan Ayam. Kedai Kopi Es Tak Kie juga menjual kopi kemasan siap seduh yang diracik khusus dengan harga 250 ribu/kilogram nya.


Berikut adalah daftar makanan yang ada di Kedai Kopi Es Tak Kie.


Beberapa menu tidak halal karena mengandung berbagai olahan babi. Untuk harganya termasuk sesuai dengan porsi yang ditawarkan, karena selain porsi yang besar dan padat gizi rasanya juga khas masakan tradisional cina.


Selain Kedai Kopi Es Tak Kie, ada pula Pantjoran Tea yang terletak di Jalan Pantjoran yang tidak kalah melegenda. Tradisi "Patekoan" (8 Teko) yang menjadi ciri kas kedai ini juga bisa kitaa dapatkan disana.

Sekian tulisan dari saya tentang Kedai Kopi Es Tak Kie yang legendaris, semoga bisa menginspirasi untuk terus mengeksplorasi keindahan alam dan budaya Indonesia. Salam lestari!


Selamat Merayakan Hari Raya Imlek

bagi seluruh sahabat yang merayakan

Gong Xi Fa Cai

Keep Visiting and Exploring Indonesia

Yogyakarta, 20 Februari 2018

Anom Parikesit

Comments


featured posts

search by  categories

Follow me

  • Black Twitter Icon
  • Black Facebook Icon
  • Black Google+ Icon
  • Black Instagram Icon

visitor reach

Jangan Lewatkan Tulisan-Tulisan Menarik Lainnya.

Subscribe Sekarang!!!

bottom of page